Mengalami Tuhan, Lalu Pulang ke Rumah
Oleh Reza A.A Wattimena Sejatinya, tujuan kita hidup adalah untuk mengalami Tuhan. Karena dengan ini, kita menemukan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan semacam ini tidak berubah-ubah. Ia tidak...
View ArticleMenjadi Sejati
Oleh Reza A.A Wattimena Ini bukan saran motivator. Ini bukan stiker bemper motor. Ini ajakan untuk menjadi asli dan sejati. Tak lebih dan tak kurang. Jaman Tipuan Kita hidup di jaman penuh tipuan....
View ArticleSekilas Buku Urban Zen: Tawaran Kejernihan untuk Manusia Modern
Reza A.A Wattimena kali ini menyuguhkan bukunya yang terbaru berjudul Urban Zen. Buku ini akan memberi tawaran kejernihan bagi manusia modern. Ditulis dengan ringkas dan padat, langsung ke inti pokok...
View ArticleMenjadi Merdeka
Oleh Reza A.A Wattimena Tentunya, kita ingin hidup yang otentik. Kita tidak ingin berpura-pura dalam hidup. Kita tidak ingin jatuh ke dalam kemunafikan. Tak ada orang yang ingin hidup dalam kepalsuan...
View ArticleKebijaksanaan dari Kekosongan
Oleh Reza A.A Wattimena Kekosongan adalah tujuan tertinggi di dalam spiritualitas. Sejatinya, ia bukanlah obyek. Tak ada yang perlu dituju. Tak ada yang perlu diraih. Kekosongan berarti keterbukaan...
View ArticleRevolusi Moral ala Zen
Oleh Reza A.A Wattimena Saya diundang menjadi pembicara di Webinar pada Agustus 2021 lalu. Rekan pembicara saya adalah seorang guru besar dari salah satu universitas negeri di Bandung. Ia doyan sekali...
View ArticleDharma sebelum Drama
Oleh Reza A.A Wattimena Siapa yang mau hidup bebas drama? Tentu saja, kita semua. Bagi pecinta drama Korea, pola drama-drama kehidupan sudah terpahami. Intinya sederhana, yakni ada kejadian yang tak...
View ArticleHeneng, Hening, Hanung : Dari Dukkha Menuju Bahagia
Oleh Hendar Putranto, Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia Dalam gerak cepat pertumbuhan kota dan mobilitas akseleratif yang mewarnai dinamikanya, acapkali warga kota...
View ArticleZen untuk Segala Keadaan dan Segala Jaman
Oleh Reza A.A Wattimena Sebagai sebuah jalan hidup yang lahir ribuan tahun silam, apakah Zen masih cocok untuk jaman sekarang? Inilah jaman penuh krisis yang datang bergantian. Orang hidup dalam...
View ArticleKeluar dari Perdebatan-perdebatan Hampa
Oleh Reza A.A Wattimena Hampir 20 tahun, saya mendalami filsafat secara sistematik. Dalam kaitannya dengan teologi dan agama, ada perdebatan-perdebatan abadi yang muncul dalam wacana filsafat. Saya...
View ArticleNeuro(Z)en: Menjadi Bijaksana secara Ilmiah
Oleh Reza A.A Wattimena Dua tahun belakangan, karena tuntutan pekerjaan, saya tenggelam dalam kajian neurosains dan filsafat. Banyak hal yang membuka mata saya. Beberapa tulisan sudah diterbitkan di...
View ArticleBelajar untuk Menderita
Oleh Reza A.A Wattimena Sejak kecil, kita diajarkan untuk menjadi juara. Kita diminta untuk melakukan yang terbaik di segala hal. Sistem sekolah mendukung hal itu. Sistem ekonomi kapitalisme Indonesia...
View ArticleKetika Difitnah: Sebuah Perspektif Zen
Oleh Reza A.A Wattimena Kata pepatah, fitnah lebih jahat dari pembunuhan. Tampaknya, ungkapan itu memang benar. Jika dibunuh, orang kehilangan tubuhnya. Jika difitnah, tanpa tanggapan yang tepat, orang...
View ArticleKeindahan dari Kesementaraan (Dari Friedrich Nietzsche sampai Taylor Swift)
Oleh Reza A.A Wattimena Tak biasanya, saya mendengar lagu-lagu baru. Namun, ini perkecualian. Taylor Swift, salah satu musisi perempuan terbaik di dunia saat ini, merekam dan menyebarkan ulang salah...
View ArticleDistraksi Sebagai Derita
Oleh Reza A.A Wattimena 2022 sudah tiba. Sebenarnya, itu hanyalah angka. Ia tak sungguh punya makna. Namun, karena kebiasaan manusia selama ribuan tahun yang bersifat global, maka ia memiliki pola...
View ArticleP4 (Pertolongan Pertama pada Penderitaan)
Oleh Reza A.A Wattimena “Kekuatan untuk mengubah hal-hal yang bisa diubah Menerima hal-hal yang tak bisa diubah Kebijaksanaan untuk membedakan keduanya” Suasana tempat makan itu ramai. Di sana, seorang...
View ArticleBisa Mudah, Bisa Sulit, Mau yang Mana?
Oleh Reza A.A Wattimena Beberapa kali, saya berbicara tentang Zen di acara publik. Ini sudah beberapa tahun terjadi. Ada yang di luar jaringan (offline), ada yang di dalam jaringan (online). Seorang...
View ArticleBunuh “Tuhanmu”, Bunuh “Orang Tuamu”, lalu…. Bunuh “Dirimu” Sendiri
Oleh Reza A.A Wattimena Percakapan di kafe sederhana itu memanas. Seorang teman minta dijelaskan, apa inti utama dari Zen. Saya menjawab: bunuh “tuhanmu”, “orang tuamu” lalu “dirimu” sendiri....
View ArticleZen untuk Deradikalisasi
Oleh Reza A.A Wattimena Surabaya selalu dekat di hati saya. Selama kurang lebih empat tahun, saya tinggal disana. Pada 2018 lalu, Surabaya dihantam bencana. Teroris Islam dari aliran Negara Islam Irak...
View ArticleBeragam Budaya, Banyak Nama, Namun Satu Makna
Oleh Reza A.A Wattimena 2014, derita menerpa hidup saya. Tak tertahankan, karena mereka datang bergerombolan pada waktu yang sama. Semua keadaan tak sesuai rencana. Kematian tak terduga dari keluarga...
View Article